Rabu, 04 Januari 2017

PENGANTAR TEKNOLOGI SISTEM CERDAS tugas 4

PERBEDAAN SISTEM CERDAS 3 NEGARA DI ASIA

NAMA : AGUNG HARJA SANTANA
NPM : 10114467
KELAS : 3KA30


SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI INDONESIA
Sistem pelayanan kesehatan di indonesia meliputi pelayanan rujukan yang berupa:
1.      Pelayanan kesehatan dasar
Pada umumnya pelayanan dasar dilaksanakan di puskesmas, Puskesmas pembantu, Puskesmas keliling, dan Pelayanan lainnya di wilayah kerja puskesmas selain rumah sakit.
2.      Pelayanan kesehatan rujukan
Pada umumnya dilaksanakan di rumah sakit. Pelayanan keperawatan diperlukan, baik dalam pelayanan kesehatan dasar maupun pelayanan kesehatan rujukan.

*      Sistem Rujukan (Referal System)
Di negara Indonesia sistem rujukan telah dirumuskan dalam SK. Menteri Kesehatan RI No.32 tahun 1972, yaitu suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dalam arti dari unit yang berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal dalam arti antara unit-unit yang setingkat kemampuannya. Macam rujukan yang berlaku di negara Indonesia telah ditentukan atas dua macam dalam Sistem Kesehatan Nasional, yaitu:
1)      Rujukan kesehatan
Rujukan kesehatan pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kesehatan masyarakat (public health services). Rujukan ini dikaitkan dengan upaya pencegahan penyakit dan peningkatan derajat kesehatan. Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan teknologi, rujukan sarana, dan rujukan operasional.
2)      Rujukan medis
Pada dasarnya berlaku untuk pelayanan kedokteran (medical services). Rujukan ini terutama dikaitkan dengan upaya penyembuhan penyakit. Macamnya ada tiga, yaitu: rujukan penderita, rujukan pengetahuan, rujukan bahan-bahan pemeriksaan.

*      Manfaat sistem rujukan, ditinjau dari unsur pembentuk pelayanan kesehatan:
1.      Dari sudut pemerintah sebagai penentu kebijakan (policy maker)
o   Membantu penghematan dana, karena tidak perlu menyediakan berbagai macam peralatan kedokteran pada setiap sarana kesehatan.
o   Memperjelas sistem pelayanan kesehatan, karena terdapat hubungan kerja antara berbagai sarana kesehatan yang tersedia.
o   Memudahkan pekerjaan administrasi, terutama pada aspek perencanaan.
2.      Dari sudut masyarakat sebagai pengguna jasa pelayanan (health consumer)
a. Meringankan biaya pengobatan, karena dapat dihindari pemeriksaan yang sama secara berulang-ulang.
b.Mempermudah masyarakat dalam mendapatkan pelayanan, karena telah diketahui dengan jelas fungsi dan wewenang setiap sarana pelayanan kesehatan.
3.      Dari sudut kalangan kesehatan sebagai penyelenggara pelayanan keseahatan (health provider)
a.Memperjelas jenjang karier tenaga kesehatan dengan berbagai akibat positif lainnya seperti semangat kerja, ketekunan, dan dedikasi.
b.Membantu peningkatan pengetahuan dan ketrampilan, yaitu: kerja sama yang terjalin.
c.Memudahkan atau meringankan beban tugas, karena setiap sarana kesehatan mempunyai tugas dan kewajiban tertentu.

*       Masalah Pelayanan Kesehatan
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, terjadi beberapa perubahan dalam pelayanan kesehatan. Disatu pihak memang mendatangkan banyak keuntungan, yaitu meningkatnya mutu pelayanan yang dapat dilihat dari indikator menurunnya angka kesakitan, kecacatan, kematian serta meningkatnya usia harapan hidup rata-rata. Namun dipihak lain, perubahan tersebut juga mendatangkan banyak permasalahan diantaranya:
1.      Fragmented health services (terkotak-kotaknya pelayanan kesehatan).
Timbulnya perkotakan dalam pelayanan kesehatan erat hubungannya dengan munculnya spesialis dan subspesialis dalam pelayanan kesehatan. Dampak negatif yang ditimbulkan adalah menyulitkan masyarakat untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang apabila berkelanjutan, pada gilirannya akan menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.
2.      Berubahnya sifat pelayanan kesehatan
Muncul akibat pelayanan kesehatan yang terkotak-kotak, yang pengaruhnya terutama ditemukan pada hubungan dokter dengan klien. Sebagai akibatnya, munculnya spesialis dan subspesialis menyebabkan perhatian penyelenggara pelayanan kesehatan tidak dapat lagi diberikan secara menyeluruh. Perhatian tersebut hanya tertuju pada keluhan ataupun organ tubuh yang sakit saja.
Perubahan sifat pelayanan kesehatan makin bertambah nyata, tatkala diketahui pada saat ini telah banyak dipergunakan berbagai alat kedokteran yang canggih, ketergantungan yang kemudian muncul terhadap berbagai peralatan tersebut, sehingga menimbulkan berbagai dampak negatif yang merugikan, diantaranya:
1.      Makin regangnya hubungan antara petugas kesehatan (tenaga medis, paramedis, dan klien) telah terjadi tabir pemisah antara dokter juga perawat dengan klien akibat dari berbagai peralatan kedokteran yang dipergunakan.
2.      Makin mahalnya biaya kesehatan. Kondisi seperti ini tentu mudah diperkirakan akan menyulitkan masyarakat dalam menjangkau pelayanan kesehatan.

*      Stratifikasi Pelayanan Kesehatan
Pada dasarnya, ada tiga macam srata pelayanan kesehatan di semua negara, yaitu:
1.      Primary health services (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
Merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat pokok atau basic health services, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Umumnya bersifat rawat jalan (ambulatory/out patient services).
2.      Secondary health services (pelayanan kesehatan tingkat kedua)
Pelayanan kesehatan lebih lanjut, bersifat rawat inap (in patient services), dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
3.      Tertiary health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
Pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kompleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis.

SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN DI INDONESIA

Ø  Sistem pembiayaan kesehatan Indonesia secara umum terbagi dalam 2 sistem yaitu:
1.              Fee for Service ( Out of Pocket )
Sistem ini secara singkat diartikan sebagai sistem pembayaran berdasarkan layanan, dimana pencari layanan kesehatan berobat lalu membayar kepada pemberi pelayanan kesehatan (PPK). PPK (dokter atau rumah sakit) mendapatkan pendapatan berdasarkan atas pelayanan yang diberikan, semakin banyak yang dilayani, semakin banyak pula pendapatan yang diterima.
Sebagian besar masyarakat Indonesia saat ini masih bergantung pada sistem pembiayaan kesehatan secara Fee for Service ini. Dari laporan World Health Organization di tahun 2006 sebagian besar (70%) masyarakat Indonesia masih bergantung pada sistem, Fee for Service dan hanya 8,4% yang dapat mengikuti sistem Health Insurance (WHO, 2009). Kelemahan sistem Fee for Service adalah terbukanya peluang bagi pihak pemberi pelayanan kesehatan (PPK) untuk memanfaatkan hubungan Agency Relationship , dimana PPK mendapat imbalan berupa uang jasa medik untuk pelayanan yang diberikannya kepada pasien yang besar-kecilnya ditentukan dari negosiasi. Semakin banyak jumlah pasien yang ditangani, semakin besar pula imbalan yang akan didapat dari jasa medik yang ditagihkan ke pasien. Dengan demikian, secara tidak langsung PPK didorong untuk meningkatkan volume pelayanannya pada pasien untuk mendapatkan imbalan jasa yang lebih banyak.
2.              Health Insurance
Sistem ini diartikan sebagai sistem pembayaran yang dilakukan oleh pihak ketiga atau pihak asuransi setelah pencari layanan kesehatan berobat. Sistem health insurance ini dapat berupa system kapitasi dan system Diagnose Related Group (DRG system).
Sistem kapitasi merupakan metode pembayaran untuk jasa pelayanan kesehatan dimana PPK menerima sejumlah tetap penghasilan per peserta untuk pelayanan yang telah ditentukkan per periode waktu. Pembayaran bagi PPK dengan system kapitasi adalah pembayaran yang dilakukan oleh suatu lembaga kepada PPK atas jasa pelayanan kesehatan dengan pembayaran di muka sejumlah dana sebesar perkalian anggota dengan satuan biaya (unit cost) tertentu. Salah satu lembaga di Indonesia adalah Badan Penyelenggara JPKM (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat). Masyarakat yang telah menjadi peserta akan membayar iuran dimuka untuk memperoleh pelayanan kesehatan paripurna dan berjenjang dengan pelayanan tingkat pertama sebagai ujung tombak yang memenuhi kebutuhan utama kesehatan dengan mutu terjaga dan biaya terjangkau.
Sistem kedua yaitu DRG (Diagnose Related Group) tidak berbeda jauh dengan system kapitasi di atas. Pada system ini, pembayaran dilakukan dengan melihat diagnosis penyakit yang dialami pasien. PPK telah mendapat dana dalam penanganan pasien dengan diagnosis tertentu dengan jumlah dana yang berbeda pula tiap diagnosis penyakit. Jumlah dana yang diberikan ini, jika dapat dioptimalkan penggunaannya demi kesehatan pasien, sisa dana akan menjadi pemasukan bagi PPK.
Kelemahan dari system Health Insurance adalah dapat terjadinya underutilization dimana dapat terjadi penurunan kualitas dan fasilitas yang diberikan kepada pasien untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya. Selain itu, jika peserta tidak banyak bergabung dalam system ini, maka resiko kerugian tidak dapat terhindarkan. Namun dibalik kelemahan, terdapat kelebihan system ini berupa PPK mendapat jaminan adanya pasien (captive market), mendapat kepastian dana di tiap awal periode waktu tertentu, PPK taat prosedur sehingga mengurangi terjadinya multidrug dan multidiagnose. Dan system ini akan membuat PPK lebih kea rah preventif dan promotif kesehatan.
Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menilai, pembiayaan kesehatan dengan sistem kapitasi dinilai lebih efektif dan efisien menurunkan angka kesakitan dibandingkan sistem pembayaran berdasarkan layanan (Fee for Service) yang selama ini berlaku. Namun, mengapa hal ini belum dapat dilakukan sepenuhnya oleh Indonesia? Tentu saja masih ada hambatan dan tantangan, salah satunya adalah sistem kapitasi yang belum dapat memberikan asuransi kesehatan bagi seluruh rakyat tanpa terkecuali seperti yang disebutkan dalam UU No. 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN). Sampai saat ini, perusahaan asuransi masih banyak memilah peserta asuransi dimana peserta dengan resiko penyakit tinggi dan atau kemampuan bayar rendah tidaklah menjadi target anggota asuransi.
Untuk mencapai terjadinya pemerataan, dapat dilakukan universal coverage yang bersifat wajib dimana penduduk yang mempunyai resiko kesehatan rendah akan membantu mereka yang beresiko tinggi dan penduduk yang mempunyai kemampuan membayar lebih akan membantu mereka yang lemah dalam pembayaran. Hal inilah yang masih menjadi pekerjaan rumah bagi sistem kesehatan Indonesia.
Memang harus kita akui, bahwa tidak ada sistem kesehatan terutama dalam pembiayaan
pelayanan kesehatan yang sempurna, setiap sistem yang ada pasti memiliki kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Namun sistem pembayaran pelayanan kesehatan ini harus bergerak dengan pengawasan dan aturan dalam suatu sistem kesehatan yang komprehensif, yang dapat mengurangi dampak buruk bagi pemberi dan pencari pelayanan kesehatan sehingga dapat terwujud sistem yang lebih efektif dan efisien bagi pelayanan kesehatan di Indonesia.

untuk pelayanan kesehatan di rumah sakit harus dilakukan  penyesuaian  sistem pelayanan kesehatan dari konvensional menjadi  managed care suatu sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang :
1.      komprehensif dan menyeimbangkan antara kualitas pelayanan dengan pembiayaan kesehatan,
2.      meliputi upaya promotif dan preventif, kuratif dan rehabilitatif, serta
3.      menerapkan manajemen pengendalian utilisasi dan biaya serta program jaga mutu pelayanan kesehatan

Dengan demikian, pelayanan dan pembiayaan akan terintegrasi. Akan terjadi pula peralihan dari sistem fee for service menjadi kapitasi untuk jenjang pelayanan primer dan paket INA CBGs untuk jenjang pelayanan sekunder dan tersier. Hal ini akan menuntut institusi penyedia pelayanan kesehatan  lebih efektif dan efisien dalam melakukan pelayanannya. Kendali mutu dan kendali biaya yang  seimbang akan memacu rumah sakit untuk memberikan pelayanan yang bermutu dengan biaya yang  terjangkau.

SISTEM PELAYANA KESEHATAN DI TAIWAN
Taiwan memiliki luas wilayah 36.193 km2 dengan jumlah penduduk 23.224.912 orang dengan angka harapan hidup yang cukup tinggi yaitu 79,16 tahun. Untuk SDM penyedia pelayanan kesehatan seperti tenaga medis (dokter) berjumlah 17,21 per 10.000 penduduk, perawat sebanyak 49,21 per 10.000 penduduk. Sedangkan jumlah Rumah sakit di Taiwan sebanyak 507 unit dengan 74.082 tempat tidur. Pada tingkat pelayanan kesehatan dibagi menjadi RS Pusat dengan pelayanan kesehatan tersier, RS Wilayah dengan pelayanan kesehatan sekunder; RS Distrik dan Klinik sebagai pelayanan kesehatan primer.
            Taiwan Joint Commission of Hospital Accreditation (TJCHA) dibentuk pada tahun 1999. TJCHA merupakan lembaga independen, non for profit namun penunjukkan kepala TJCHA ditunjuk oleh kementrian kesehatan Taiwan. Dulunya, TJCHA mendapat tugas untuk membangun dan mereformasi sistem akreditasi rumah sakit, memperkenalkan sistem mutu indikator internasional, menjaga indikator kualitas, mempromosikan tujuan nasional tentang keselamatan pasien, membuat sistem pelaporan keselamatan pasien di Taiwan, mempromosikan pendidikan kesehatan profesional dan meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat, yang semuanya telah memberikan kontribusi positif terhadap kualitas kesehatan di Taiwan. Namun saat ini, TJCHA berfokus pada peningkatan kualitas pelayanan kesehatan bagi pasien, organisasi kesehatan, dan masyarakat di Taiwan.
            Untuk akreditasi rumah sakit di Taiwan bersifat "voluntary". Namun demikian semua Rumah Sakit "wajib" melaksanakan akreditasi karena hasil akreditasi tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan kategori rumah sakit. Kategori tersebut adalah medical center hospital, regional hospital, atau district hospital. Kategori ini akan berdampak bagi National Health Insurance (NHI) dalam menentukan besaran global budget yang akan diberikan pada RS dan juga akan menentukan besaran co-payment pasien yang datang. Selain itu untuk kebijakan obat, Taiwan tidak memberlakukan formularium. Sehingga terlihat bahwa NHI mempunyai kekuasaan yang besar. Bagi rumah sakit yang tidak lulus akreditasi akan diberi kesempatan untuk melakukan visitasi ulang pada 3-6 bulan setelah hasil akreditasi didistribusikan. Rumah Sakit yang tidak lulus akreditasi di levelnya dapat turun kategori. Dan jika tidak lulus semua tidak dapat pembiayaan dari NHI, meskipun rumah sakit tersebut dapat tetap beroperasi.
E.    SISTEM PEMBIAYAAN KESEHATAN DI TAIWAN
      Kesehatan di Taiwan diadministrasikan oleh Departemen Kesehatan Eksekutif Yuan. Seperti negara-negara maju lainnya, orang Taiwan yang bergizi baik tapi wajah masalah kesehatan seperti obesitas kronis dan penyakit jantung. Pada tahun 2002 Taiwan memilikihampir 1,6 dokter dan 5,9 tempat tidur rumah sakit per 1.000 penduduk.Pada tahun 2002, adatotal 36 rumah sakit dan klinik 2.601 di negeri ini. Pengeluaran kesehatan per kapita sebesarUS $ 752 di 2000.
[1] pengeluaran kesehatan merupakan 5,8 persen dari produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2001 (atau US $ 951 di 2009 
[2])64,9 persen dari pengeluaran berasal dari dana publik harapan hidup secara keseluruhanpada tahun 2009 adalah 78 tahun. Masalah kesehatan utama terbaru termasuk krisis SARS pada tahun 2003, meskipun pulau itu kemudian dinyatakan aman oleh Organisasi KesehatanDunia (WHO).
      Sistem perawatan kesehatan saat ini di Taiwan, yang dikenal sebagai Asuransi Kesehatan Nasional dilembagakan pada tahun 1995. NHI adalah rencana asuransi sosial tunggal-pembayar wajib yang memusatkan pencairan dana perawatan kesehatan. Sistem inimenjanjikan akses yang sama ke perawatan kesehatan bagi semua warga negara, dan cakupan populasi mencapai 99% pada akhir 2004. [4] NHI terutama dibiayai melalui premi, yang didasarkan pada pajak gaji, dan dilengkapi dengan keluar-pembayaran-saku dan dana pemerintah langsung. Pada tahap awal, fee-for-service didominasi bagi penyedia baik negeri maupun swasta. Kebanyakan penyedia layanan kesehatan beroperasi di sektor swasta dan membentuk pasar yang kompetitif di sisi pelayanan kesehatan. Namun, banyak penyedia layanan kesehatan mengambil keuntungan dari sistem dengan menawarkan layanan yang tidak perlu ke sejumlah besar pasien dan kemudian penagihan pemerintah. Dalam menghadapimeningkatnya kehilangan dan kebutuhan untuk pengendalian biaya, NHI mengubah sistempembayaran dari fee-for-layanan untuk anggaran global, semacam calon sistem pembayaran,pada tahun 2002.
      The National Health Insurance (NHI) adalah tulang punggung sistem kesehatan Taiwan. Hal ini diperlukan untuk memahami sistem ini sebelum melihat lebih jauh ke dalam isu-isu lain dalam perawatan medis Taiwan. Namun, setiap diskusi tentang topik kompleks seperti NHI harus didahului dengan hati-hati. Pada bagian ini, kita akan mencoba untuk mengungkapkan kelemahan dalam sistem NHI yang kita amati atau menerima keluhan tentang. Dan mungkin melalui upaya kami, banyak lembaga akademis dan pemerintah akan datang ke depan untuk melakukan penelitian lebih lanjut atau reformasi pada isu-isu tersebut.
Intinya Jaminan kesehatan penduduk di Taiwan diatur dengan sistem asuransi single-insurer. Semua warga mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah, tentunya dengan membayar premi tertentu. Sampai tahun ini, NHI sudah mencakup hingga lebih dari 99% jumlah penduduk, dan tidak hanya warga negara, pendatang yang memiliki ijin tinggal (residence permit) dilindungi dengan asuransi.
      Perhitungan premi didasarkan pada kategori mereka yang mendaftar untuk NHI, ada 6 kategori berbeda untuk membuat perhitungan pembayaran premi tidak membebani mereka yang memang penghasilannya rendah. Perusahaan diatur untuk ikut membayar premi karyawannya, mahasiswa asing membayar premi flat, mereka yang kurang mampu atau pensiunan mendapatkan free pass, preminya disubsidi oleh pemerintah. Ada perhitungan tertentu mengenai berapa persen yang dibayar oleh pemegang asuransi (insured), perusahaan/institusi yang mengajukan asuransi untuk karyawan, dan pemerintah.


SISTEM PELAYANAN KESEHATAN DI MALAYSIA
Malaysia adalah negara berpenduduk terbanyak ke-43 dan negara dengan daratan terluas ke-66 di dunia, dengan jumlah penduduk kira-kira 27 juta dan luas wilayah melebihi 320.000 km2. Jumlah penduduk sedemikian cukup sebanding dengan jumlah penduduk Arab Saudi dan Venezuela, dan luas wilayah sedemikian sebanding dengan luas wilayah Norwegia dan Vietnam, atau New Mexicosebuah negara bagian di Amerika Serikat.
Malaysia terdiri atas dua kawasan utama yang terpisah oleh Laut Cina Selatan. Keduanya memiliki bentuk muka bumi yang hampir sama, yaitu dari pinggir laut yang landai hingga hutan lebat dan bukit tinggi. Puncak tertinggi di Malaysia (dan juga di Kalimantan) yaitu Gunung Kinabalu setinggi 4.095,2 meter diSabah. Iklim lokal adalah khatulistiwa dan dicirikan oleh angin muson barat daya (April hingga Oktober) dan timur laut (Oktober hingga Februari).
Tanjung Piai, terletak di selatan negara bagian Johor, adalah tanjung paling selatan benua AsiaSelat Malaka, terletak di antara Sumatera dan Semenanjung Malaysia, jalur pelayaran terpenting di dunia.
Kuala Lumpur adalah ibukota resmi dan kota terbesar di Malaysia. Putrajaya di pihak lain, dipandang sebagai ibukota administratif pemerintahan persekutuan Malaysia. Meskipun banyak cabang eksekutif dan judikatif pemerintahan persekutuan telah pindah ke sana (untuk menghindari kemacetan yang tumbuh di Kuala Lumpur), tetapi Kuala Lumpur masih dipandang sebagai ibukota legislatif Malaysia karena di sanalah beradanya kompleks gedung Parlemen Malaysia. Kuala Lumpur juga merupakan pusat perdagangan dan keuangan Malaysia.
Kota utama lain termasuk IpohGeorge TownJohor BahruKuchingKota KinabaluMiriAlor StarKota Melaka, dan Petaling Jaya.
Sistem pembiayaan kesehatan di Negara Malaysia berkembang lebih awal dan lebih maju dibandingkan dengan negara Indonesia karena negara Malaysia merupakan negara persemakmuran Inggris. Dimulai pada tahun 1951 dengan mewajibkan pegawai untuk memulai tabungan wajib pegawai yang digunakan sebagai tabungan hari tua. Warga yang tidak diwajibkan untuk mengikuti tabungan wajib hari tua difasilitasi oleh lembaga EPF (Employee Provident Fund). Selain itu negara juga menjamin warga yang mendapat kecelakaan kerja atau pensiunan cacat dengan difasilitasi oleh lembaga SOSCO (Social Security Organitation).
Sistem pembiyaan kesehatan di Malaysia terbagi menjadi dua yaitu kesehatan publik dan kesehatan privat. Untuk kesehatan publik sumber dana berasal dari beberapa sumber yaitu pajak masyarakat yang dibayarkan langsung kepada pemerintah federal, anggaran pendapatan negara tahunan, dan dari lembaga SOSCO dan EPF. Dana ini kemudian dialokasikan untuk program preventif dan promotif seperti kesehatan lingkungan, izin fasilitas kesehatan, Inspeksi Bangunan, kontrol terhadap vektor kebersihan, kontrol terhadap kualitas makanan, kontrol terhadap penyakit menular, kontrol terhadap kebersihan air, dan perencanaan pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk program kuratif dan rehabilitatif, Pemerintah Malaysia menetapkan Universal Coverage yaitu semua warga dijamin atas pelayanan kesehatan yang diterima dengan hanya iur bayar 1 RM (Ringit Malaysia) untuk berobat pada dokter umum serta 5 RM untuk berobat pada dokter spesialis. Namun beberapa penyakit berat dengan harga pengobatan yang mahal tidak tercakup dalam sistem pembiayaan kesehatan ini. Selain untuk program preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif, Dana kesehatan juga digunakan untuk pembiayaan pendidikan calon tenaga kesehatan seperti dokter, perawat, bidan, apoteker dan lain sebagainya.
Biaya pengobatan yang di keluarkan warga untuk berobat relatif murah (1 RM – 5 RM) maka antrian pengobatan di rumah sakit pemerintah tergolong panjang (untuk penyakit kritis akan didahulukan) sehingga bagi warga yang tidak sabar untuk mendapatkan layanan pengobatan akan memilih berobat di sektor swasta dengan uang sendiri (out of pocket). Atau mereka mengikuti asuransi kesehatan yang disediakan lembaga swasta dengan penyakit tertentu yang tidak tercover oleh pembiayaan kesehatan dari pemerintah.
Biaya operasional kesehatan di negara Malaysia tergolong murah karena pemerintah membebaskan pajak untuk alat kesehatan dan obat-obatan. Dokter dibatasi hanya boleh berpraktik di satu tempat yaitu pelayanan kesehatan milik pemerintah atau memilih bekerja di satu tempat pelayanan kesehatan milik swasta. Gaji dokter juga sangat tinggi sehingga mutu kesehatan di negara Malaysia terjamin kualitasnya.
Rumah sakit milik pemerintah melakukan klaim pembiayaan kesehatan dengan melihat besarnya pengeluaran untuk kesehatan di tahun sebelumnya kemudian mengajukan anggaran pembiyaan kepada Kementrian Kesehatan / MoH ( Ministry of Health )
Kelebihan Model Pembiayaan Malaysia
1. Masyarakat iur bayar dengan harga yang sangat murah yaitu 1 RM – 5 RM
2. Walaupun Tenaga kesehatan (dokter) hanya boleh berpraktik di satu tempat tetapi terjamin kesejahteraannya yaitu dengan gaji yang cukup tinggi
3. Biaya operasional kesehatan tergolong murah karena alat kesehatan dan obat-obatan dibebaskan dari pajak
4. Anggaran kesehatan dialokasikan juga untuk pembiyaan pendidikan tenaga kesehatan
5. Pelayanan kesehatan milik pemerintah terstandarisasi
6. Akses pelayanan kesehatan mudah. Setiap penduduk tinggal maksimal 5 km dari layanan kesehatan (Rumah sakit atau klinik pemerintah)
7. Pajak langsung dibayarkan ke pemerintah federal sehingga tidak ada dana yang terhambat di daerah
8. Mencangkup lebih banyak orang sampai 100% (universal coverage)
9. Sumber pendanaan berasal dari banyak sektor ( pajak, APBN, EPF, SOSCO, dll)
10. Lebih mudah dikelola
Kekurangan Model Pembiayaan Malaysia
1. Dengan iur bayar yang murah dan layanan kesehatan yang terstandar, antrian warga berobat panjang. Rumah sakit dan klinik pemerintah padat oleh pengunjung dengan jumlah tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang terbatas
2. Pembayaran untuk biaya operasional rumah sakit atau klinik pemerintah dengan cara melihat pengeluaran tahun sebelumnya sehingga kemungkinan rumah sakit bisa mengalami kerugian apabila terjadi pembengkakan biaya untuk tahun selanjutnya.
3. Bersifat kurang stabil atau kurang memadai karena anggaran secara tahunan harus bersaing dengan dinas lain / bagian lain
4. Tidak efisien karena cenderung menguntungkan yang kaya dibanding dengan masyarakat miskin apabila tidak ada kondisi yang mendukung misalnya pertumbuhan ekonomi yang baik, administrasi pajak yang profesional dan institusi yang kompeten
5. Rentan terhadap “moral hazard” karena masyarakat akan tergantung dengan pelayanan kesehatan yang gratis sehingga keinginan menjaga kesehatan menjadi rendah


Indikator Dukungan Pemerintah terhadap Pelayanan Kesehatan
Jumlah penduduk di Malaysia 27 juta jiwa dengan luas nega r 329.000 Km2, pendapatan per kapita US 8,141 (PPP 14,072)- 2008 masuk dalam kategori pendapanat mengah atas. Jumlah penduduk daerah perkotaan sebesar 56% dari jumlah penduduk di negar tersebut. Angka melek huruf 92%, jumlah usia tua lebih dari 65 tahun sebesar 4,5% dan akses terhadap air bersih sebesar 95%. Angka kematian bayi pada tahun 2008 sebesar 6/1.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu 30/10.000 kelahiran hidup sedangkan angka harapan hidup bagi laki-laki usia 72 tahun dan wanita di usia 76 tahun dan angka kematian kasar sebesar 4,5.
Definisi masalah di sini adalah masalah hasil (Outcome) yaitu tingkat kepuasan warga negara. Masalah yang diidentifikasi masalah kinerja pelayanan kesehatan terhadap kepuasaan warga negara dimana penyebabnya ada tiga yaitu; adanya permintaan meningkatkan permintaan untuk pelayanan kesehatan yang berbeda, pemerintah tidak mampu menyediakan seluruh pelayanan kesehatan dan akses (waktu tunggu lama, waktu bertemu dengan pasien terbatas).
Fokus akar masalah yang dipilih dari pemerintah tidak mampu menyediakan seluruh pelayanan kesehatan dan akses adalah perilaku tidak sehat yang disebabkan oleh gaya hidup yang menetap, pemilihan makanan kesehatan yang mahal dan kurangnya insentif promosi kesehatan. Dari masalah ini kemudian diusulkan reformasi kesehatan melalui 4 (empat) tombol yaitu pembiayaan, pembayaran, regulasi, organisasi dan perilaku.
Masalah yang diidentifikasi adalah pemerintah tidak mampu menyediakan seluruh pelayanan kesehatan. Dari segi pembiayaan maka usulannya adalah asuransi kesehatan sosial, asuransi masyarakat dan pembayaran sebagian. Dari segi pembayaran tidak ada anailisis. Dari segi regulasi adalah kegiatan baru asuransi, regulasi kesehatan yang baik, pedoman dan kesiapan kebijakan. dari segi organisasi dengan membentuk hubungan adminsistrasi organisasi dengan model baru, membentu sisten pengarahan, kesiapan struktur organisasi dan pengaturan kesehatan. Dari segi perilaku yang dusulkan adalah pembagian tanggungjawab dan pendidikan kepada masyarakat.
Terdapat sekitar 35 rumah sakit swasta yang diakui dan dijadikan sebagai sarana promosi wisata kesehatan oleh pemerintah Malaysia, dimana mereka sudah memiliki sertifikat berstandar internasional seperti MS 9002 atau memiliki akreditasi oleh Malaysian Society for Quality in Health, sebuah organisasi non-profit dari pemerintah Malaysia yang menetapkan standar resmi kualitas dan keamanan pelayanan kesehatan.
Di antara daftar-daftar rumah sakit Malaysia yang sering dikunjungi pasien dari Indonesia sebagaimana dikutip dari majalah urban style edisi 14 Januari 2011, antara lain
KUALA LUMPUR:
Ampang Puteri Specialist Hospital
Gleneagles Intan Medical Centre
Pantai Hospital Kuala Lumpur
Prince Court Medical Centre
Sime Darby Medical Centre
National Heart Institute
MELAKA:
Mahkota Medical Centre
Pantai Hospital Ayer Keroh
PENANG:
Gleneagles Medical Centre Penang
Island Hospital Penang.

Rumah sakit Mahkota Medical Centre atau disingkat dengan MMC ini juga sudah memiliki 16 kantor perwakilan di berbagai kota di Indonesia, antara lain Aceh, Jakarta, Bandung, Jambi, Makassar, Medan, Padang, Pekanbaru, Semarang, Palembang,Yogya, Tanjung Balai Karimun dan sebagainya. Kantor perwakilan ini memudahkan pasien di Indonesia untuk konsultasi,bertanya, dan berbagai hal yang diperlukan lainnya.
Rumah sakit ini telah menerima berbagai penghargaan, diantaranya dari Technology Business Review Asean Award sebagai Asean Healthcare Exellence Award (Health Tourism) 2008 , Healthcare Exellence Award (Medical Tourism) 2209 oleh International Business Review Award, dan Asia Pasific Honesty Enterprise tahun 2009.
Kenapa banyak orang Indonesia berobat ke rumah sakit ini? Mungkin ada banyak alasan.  Beberapa kelebihan rumah sakit ini dibandingkan rumah sakit di Indonesia, terutama menyangkut kualitas pelayanan,bahasa yang bisa dimengerti orang Indonesia, dan biaya pengobatan yang tak terlalu mahal, bahkan untuk operasi terkadang lebih murah dibandingkan beberapa rumah sakit di Indonesia.
Pertama-tama, rumah sakit yang memiliki 10 lantai ini didesain sedemikian rupa sehingga suasana di dalam rumah sakit lebih menyerupai sebuah klinik berobat modern. Bahkan setelah memasuki pintu masuk rumah sakit ini dan melakukan pendaftaran berobat, beberapa orang mengatakan suasana nya lebih menyerupai sebuah lobi hotel. Kesan yang diperoleh jauh berbeda dengan suasana rumah sakit di Indonesia. Proses yang harus dilalui pasien juga tak terlalu berbelit-belit, terutama menyangkut obat yang diresepkan dokter bisa langsung diambil dari konter pelayanan yang dihadapi oleh 2 orang suster, persis di depan pintu masuk ruang praktek dokter.

Di sekitar tempat pendaftaran berobat, tersedia beberapa orang yang bertindak sebagai customer service yang tanpa ragu-ragu menghampiri pengunjung yang terlihat kebingungan lalu menawari bantuan kepada mereka. Mereka pun juga tak segan-segan mengantar pasien ke tempat yang mereka inginkan jika diperlukan.
Dari segi fasilitas dan peralatan kesehatan tak usah diragukan lagi, bahkan mungkin menyamai beberapa rumah sakit swasta di Singapore. Kualitas dokter sendiri juga banyak yang bagus-bagus, walaupun saya yakin dokter di Indonesia sebenarnya secara keilmuwan nya juga banyak yang tak kalah bagus. Saya sendiri mengamati dokter-dokter di rumah sakit Mahkota ini banyak yang merupakan lulusan universitas di luar negeri terutama Inggris, dan banyak di antara mereka yang masih muda-muda. Mereka juga banyak yang dilatih di Singapore, karena memang rumah sakit Mahkota ini saham terbesarnya (49%) dimiliki oleh sebuah perusahaan kesehatan Singapore, yakni Health Management International (HMI), yang sudah terdaftar di Singapore Exchange (SESDAQ). Semua dokter, staf, dan perawat di rumah sakit ini semuanya menguasai minimal dua bahasa yakni bahasa Melayu dan bahasa Inggris. Bagi yang Chinese tentu juga bisa berbicara Chinese dan bagi yang India tentu juga bisa berbahasa India.
Akan tetapi, ada berbagai hal menarik tentang pengalaman pasien-pasien Indonesia yang berobat di rumah sakit Mahkota di Malaka ini, dimana sebelumnya ke rumah sakit ini mereka banyak juga yang sudah mencoba berobat di Indonesia. Ada di antara mereka yang mengeluhkan salah diagnosa dokter di Indonesia, lalu setiba di rumah sakit Mahkota ini dokter bisa melakukan tindakan yang lebih tepat. Ada juga kasus dimana mereka oleh dokter di Indonesia disuruh berobat jalan dan sudah berlangsung lama, padahal oleh dokter di rumah sakit di Malaka ini operasi langsung diadakan dan langsung memberikan efek positif pada pasien, dan berbagai pengalaman bertolak belakang lainnya antara pengobatan di Indonesia dengan di rumah sakit ini.
Rumah sakit Mahkota Medical Centre di Malaka ini, salah satu kelebihan lain dari rumah sakit ini adalah lokasinya yang strategis di pusat kota dan pusat bisnis di Malaka, dan juga dekat dengan tempat-tempat rekreasi disana. Malaka sendiri adalah kota bersejarah di Malaysia, yakni merupakan lokasi berdirinya kerajaan Melaka yang merupakan cikal bakal dari negara Malaysia itu sendiri. Kota Malaka itu sendiri adalah kota yang menjadi tempat proklamasi kemerdekaan Malaysia, dan pernah menjadi ibukota Malaysia sebelum pindah ke Kuala Lumpur. Maka tak jauh dari lokasi rumah sakit Mahkota ini, dengan cukup berjalan kaki anda akan bisa mengunjungi berbagai tempat bersejarah tersebut, di antaranya bekas salah satu istana kerajaan Melaka, gedung proklamasi, bekas kapal kerajaan Melaka, berbagai banteng dan bangunan sisa peninggalan Portugis, Belanda, dan Inggris, dan museum-museum. Tak jauh dari sini juga terdapat kawasan kampung cina yang ramai dengan aktivitas bisnisnya, dan juga terdapat layanan perahu wisata yang bisa anda naiki menyisiri Sungai Melaka yang legendaris itu. Dari atas rumah sakit itu sendiri, anda akan bisa melihat hamparan laut lepas di selat Malaka.

Kesimpulan :
Pada dasarnya, ada tiga macam srata pelayanan kesehatan di semua negara, yaitu:
1.      Primary health services (pelayanan kesehatan tingkat pertama)
Merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat pokok atau basic health services, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Umumnya bersifat rawat jalan (ambulatory/out patient services).
2.      Secondary health services (pelayanan kesehatan tingkat kedua)
Pelayanan kesehatan lebih lanjut, bersifat rawat inap (in patient services), dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tersedianya tenaga-tenaga spesialis.
3.      Tertiary health services (pelayanan kesehatan tingkat ketiga)
Pelayanan kesehatan yang bersifat lebih kompleks dan umumnya diselenggarakan oleh tenaga-tenaga subspesialis.

            Hanya saja ada beberapa kekurangan seperti halnya di Indonesia,munculnya pelayanan medis yang terkotak kotak,maksudnya sudah mulai bermunculan pelayan medis yang specialis dan pemeriksaan kesehatan yang menggunakan alat alat canggih yang biayanya tidak dapat di jangkau oleh masyarakat yang berekonomi lemah.walaupun sudah di bantu dengan berbagai asuransi yang di terbitkan oleh pemerintah seperti jamkesmas,askes dll.
            Begitupun di Taiwan,di Taiwan sendiri sudah di luncurkan asurasi NHI untuk semua golongan.Baik orang dewasa,anak-anak,orang kaya,miskin,pekerja,pelajar,bahkan orang dari Negara lain yang berdomisili di Taiwan.semua di asuransikan melalui peraturan yang telah di tetapkan oleh pemerintah tersebut tentang persyaratan memiliki asuransi tersebut.pelayanan kesehatan pun lebih mudah,dapat melalui media elektronik,dengan memasukan kartu asuransi seperti kartu ATM disitu kita dapat memasukan keluhan-keluhan tentang penyakit kita,kemudian dengan sendirinya akan muncul penyakit apa yang di derita serta obat dan tempat apotik yang kita kunjungi.
            NHI di asuransikan di semua tempat-tempat pelayanan kesehatan yang ada di Taiwan seperti rumahsakit,apotik,klinik,tempat pengobatan tradisonal seperti pengobatan tradisional cina.yang telah terdaftar khusus untuk Asuransi NHI.namun demikian system ini dapat membawa dapak buruk bagi tenaga kesehatan di Taiwan,khususnya perawat.sebaian para perawat di Taiwan di berhentikan karna akses mudahnya pasien mendapatkan pelayanan kesehatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar